Minggu, 26 November 2017

Kumpulan E Book dan Jurnal Hindu Buddha

Judul : ANASIR-ANASIR ESOTERISME PADA SITUS CANDI CETHO Penulis : Eko Hari Prasetyo. Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Surabaya Agus Suprijono. Pendidikan sejarah,Fakultas ilmu Sosial. Universitas Negeri Surabaya Link : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiu7uqQsNPXAhVMu48KHcMvC6QQFghZMAg&url=http%3A%2F%2Fejournal.unesa.ac.id%2Farticle%2F9070%2F38%2Farticle.pdf&usg=AOvVaw1O8UgAsUSHK4xTiupgepNQ Penelitian ini dilatar belakangi oleh munculnya unsur-unsur kepercayaan Indonesia asli yang bersamaan dengan kondisi kerajaan Majapahit yang sedang mengalami kemunduran dan juga mulai berkembangnya ajaran agama Islam di kerajaan Majapahit. Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat yang ingin mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya rela memisahkan diri dan meneruskan kepercayaannya dengan mendirikan Candi Cetho Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Sejak kemunduran Kerajaan Majapahit bersamaan dengan masuknya agama Islam di Nusantara ada sebagian masyarakat Majapahit yang tetap ingin mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya memilih pergi dan mencari tempat yang baru untuk melestarikan kepercayaan tersebut. Unsur-unsur kepercayaan tersebut dituangkan pada situs Candi Cetho berupa punden berundak, lingga, yoni, patung, relief yang juga sebagai manifestasi munculnya kembali kepercayaan Indonesia asli. Contoh akulturasi kebudayaan hindu dan buddha Judul : Akulturasi Kebudayaan Hindu dan Buddha di Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali (Latar Belakang Sejarah, Bentuk Akulturasi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA) Penulis : Ni Wayan Wiwik Astuti ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum Link : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/3618/2913 Penelitian ini dilakukan di Desa Legian, Kecamatan Kuta, Badung yang bertujuan untuk mengetahui: (1) Latar belakang berdirinya Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali dengan arsitektur Hindu dan Buddha, (2) Bentuk akulturasi yang nampak di Vihara Buddha Dharma Sunset Road, Kuta, Bali, (3) Potensi-potensi dari bentuk akulturasi pada bangunan di Vihara Buddha Dharma yang dapat dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ialah (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (3) Penentuan Informan, (4) Pengumpulan Data, (5) Validitas Data yang terdiri dari triangulasi data dan triangulasi metode, (6) Analisis Data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Vihara Buddha Dharma didirikan oleh para Bhikkhu sebanyak tujuh orang dan umat Buddha yang tinggal di Desa Adat Legian. Ada tiga faktor yang melatarbelakangi pembangunan Vihara Buddha Dharma, yakni faktor historis (Sejarah), faktor kultural (keterbukaan) dan faktor politik. (2) Bentuk-bentuk akulturasi yang nampak di Vihara Buddha Dharma dapat dilihat dari bentuk bangunan yang berakulturasi, akulturasi bahan bangunan, akulturasi ornamen pada bangunan dan makna simboliknya. (3) Potensi Vihara Buddha Dharma sebagai sumber belajar sejarah yaitu sejarah Vihara Buddha Dharma memiliki peran penting dalam perkembangan Agama Buddha di Badung, di mana keberadaan Vihara Buddha Dharma sebagai Vihara orang Cina dapat dijadikan bukti sejarah bahwa daerah Badung yang mayoritas penduduknya beragama Hindu ternyata dapat di sentuh pula oleh Agama Buddha. dan arsitektur bangunan Vihara Buddha Dharma yang berakulturasi memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah mengenai fakta-fakta tentang proses interaksi masyarakat di berbagai daerah dengan tradisi Hindu-Buddha di bidang arsitektur. Kumpulan Wihara dan Candi Buddhis di Indonesia Penulis : Vihāra Vidyāloka Link : https://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/Kumpulan%20Foto%20Wihara%20&%20Candi%20Buddhis%20Indonesia.pdf Begitu banyak peninggalan budaya, sejarah yang ditinggalkan oleh kerajaan yang mahsyur pada kala itu. Budaya ini dapat berupa tulisan, ukiran dan juga candi. Perkembangan agama Buddha di Indonesia sangat pesat di kala para pedagang dan pendatang dari India masuk ke tanah air. Maka dari itu kita sebagai umat Buddha sudah sepatutnya mengetahui kekayaan candi yang merupakan simbol agama bahkan menjadi simbol Indonesia di dunia internasional. PEMUJAAN SIVA-BUDDHA DALAM MASYARAKAT HINDU DI BALI Penulis : I Ketut Widnya Link : https://core.ac.uk/download/pdf/12238172.pdf Sinkretisme Siva-Buddha di Indonesia adalah suatu gejala keagamaan yang sangat komplek. Istilah-istilah: siva-buddha tunggal dan bhinneka tunggal ika, secara khusus, memang bisa memberi indikasi yang kuat tentang sinkretisme antara Sivaisme dan Buddhisme di Indonesia. Tetapi dalam arti yang lebih luas sumber-sumber sastra Jawa Kuna yang memuat istilah-istilah tersebut secara keseluruhan tidak berbicara tentang kemanunggalan di antara kedua sistem keagamaan tersebut. Para sarjana, peneliti dan pemerhati, telah mengkaji masalah ini dari berbagai sudut pandang. Tetapi masalah Siva-Buddha tidak sesederhana seperti yang diperkirakan sebelumnya. Kebanyakan para sarjana menganggap bahwa masalah Siva-Buddha sudah selesai dengan mengutip sumber-sumber yang terbatas dalam kesusastraan Jawa Kuna. Masalah Siva-Buddha bukan terjadi karena diambil begitu saja melalui sumber-sumber arkeologi maupun sumber-sumber sastra. Keberadaannya dalam panggung sejarah karena kontribusi yang diberikan oleh para sarjana, baik para orientalis barat, sarjana India maupun sarjana Indonesia. Itulah sebabnya masalah Siva-Buddha ini menjadi semakin komplek karena diwarnai oleh silang pendapat para sarjana. Judul : Perkembangan arsitektur Hindu Buddha Penulis : Raziq Hasan Link : http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fraziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F35572%2FPerkembangan%2BArsitektur%2BHindu%2BBudha.pdf&ei=zalxVcrVNpOOuASXlYGQDw&usg=AFQjCNHTl7PJBbRC95soz2pq8MgSoN213w&sig2=bOno9WoRUjdF5LSqqRyT6g&bvm=bv.95039771,d.c2E Perkembangan Agama Hindu dan Budha yang telah mempengaruhi sistem pemerintahan, kepercayaan, sosial dan budaya masyarakat juga tampak pada arsitekturnya. Hal yang paling dominan adalah munculnya arsitektur Candi sebagai bentuk pengaruh yang tak terpisahkan. Candi di Indonesia dapat ditelusuri dari Sumatera, Jawa dan Bali. Arsitektur Candi pada dasarnya adalah bangunan yang digunakan untuk tujuan peribadatan dan pemakaman para raja. Judul : REPRESENTASI SIMBOL CANDI HINDU DALAM KEHIDUPAN MANUSIA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGIS Penulis : Ferdi Arifin. CEO Leisure Community Yogyakarta Link : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=30&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjU0NfxtNPXAhUDwI8KHfKoCMI4FBAWCF8wCQ&url=http%3A%2F%2Fjournals.ums.ac.id%2Findex.php%2Fhumaniora%2Farticle%2Fdownload%2F1840%2F1291&usg=AOvVaw3ik68yCiSI9NlZxYC-ih09 Candi merupakan sebuah bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Candi merupakan sebuah bukti nyata teknologi masyarakat zaman sangat luar biasa karena dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada mampu menghasilkan sebuah bangunan megah, tinggi, dan kokoh pada masa itu. Di Jawa terdapat banyak jenis bangunan candi, seperti candi yang berfungsi sebagai tempat ibadah, candi sebagai tempat pemakaman, bahkan candi yang dibangun hanya karena bentuk kejayaan seorang pemimpin. Soekmono (1974:33) beranggapan bahwa beberapa fungsi candi sebagai kuil dan tempat pemakaman abu jenazah sehingga bisa dikatakan bahwa fungsi candi bergantung pada raja yang memerintah pada masa itu. Dalam tulisan ini tidak akan dibahas semua candi yang ada di Indonesia, tetapi hanya terfokus pada bangunan candi Hindu. Banyak candi Hindu yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di daerah Jawa karena berhubungan dengan kerajaan Mataram Kuno pada masa Sanjaya dan Syailendra yang berada di Pulau Jawa sampai pada kerajaan Majapahit. Hal demikian karena pada masa itu ajaran agama Hindu dan Buddha masih kental di kalangan masyarakat. x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar