A. TEORI KEDATANGAN
AWAL HINDU-BUDHA DI INDONESIA
Agama Hindu-Budha masuk ke
sekitar abad ke 7 M, yang dibawa oleh para Rsi maupun para Bikhu. Nenek moyang
bangsa Indonesia memasuki Indonesia dari daratan Cina Selatan, dengan melewati
dua jalur, yaitu jalur utara dan barat. Jalur utara melewati jepang, philipina,
dan menyebrang di Sulawesi, Indonesia bagian Timur, Irian dan Melanesia,
sedangkan jalur Barat melewati Indo Cina, Siam, Malaya, serta menyebar di
Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[1]
Indonesia yang letknya di jalur
posisi silang dua benua dan dua samudra, serta berada didekat selat malaka memiliki keuntungan salah satunya: Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing seperti, India, Cina,Arab, dan Persia.
Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha yang mana kedatangan
Hindu-Budha di Indonesia banyak para ilmuan sejarawan meneliti bagaimana
kedatangan Hindu-Budha di Indonesia. Dan banayak persepsi dan hipotesis
masuknya Hindu Budha di Indonesia.
Teori tentang masuknya kebudayaan
HinduBudha di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi dalam dua pandangan.
Pendapat pertama menekankan peran aktif dari orang-orang India dalammenyebarkan
Hindu-Budha (teori Waisya, teori Ksatria, teori Brahmana, pendapat kedua dalam
menyebarkan agama Hindu-Buha di Indonesia yaitu (teori Arus-Balik).
1. Teori waisya
Teori Waisya dikemukakan oleh N.J
Krom yang mengatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan
terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha. Para
pedagang yang sudah terlebih dahulu menegnal Hindu-Budha datang ke Indonesia
selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat
Indonesia.
Karena pelayaran dan perdagangan
pada waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka
menetap di Indonesia jika angina musim tidak mmungkinkan untuk kembali. Selama
para pedagang India tersebut tinggal meneta, memungkinkan terjadinya perkawinan
dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kbudayaan India
menyebar dalam kehiupan masyarakat Indonesia.
2. Teori ksatria
Teori Ksatria ini berpendapat
bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan Ksatria.
Pendukung teori ksatria ini yaitu:
a. C.C. Berg
menjelaskan bahwa golonan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia. Hipotesa ini menyebutkan bahwa disebabkan di India terjadi kekacauan
politik yaitu perang Brahmana dengan Ksatria, para Ksatria yang kalah melarikan
diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.
Hipotesis Ksatria banyak
mengandung kelemahan yaitu bahwa tidak adanya bukti kolonisasi baik di India
maupun di Indonesia. Dan kedudukan kaum Ksatria dalam struktur masyarakat Hindu
tidak memungkinkan menguasai masalah agama hindu dan tidak Nampak pemindahan
unsur masyarakat India (system kasta, bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya).
Tidak mungkin para pelarian dapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru.
3. Teori Brahmna
Teori ini dikemukakn JC. Van
Luer, FDK Bosch dan OW. Woltres yang berpendapat bahw orang yang ahli agama
Hindu adalah Brahmana. Oran Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan Brahmana
untuk mengadakan upacaa abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi
mhaeaja. Dalam perkembangannya, para brahmana akhirnya mejadi purohito
(penasehat raja).
Teori ini tampak nya di anggap
lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifattertutup, dimana hanya
diktahui kalangan brahmana.
4. Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwasanya
agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh orang Hindu yang berkasta Sudra,
kerena mereka hanya sebagai budak disana. Kemungkinan besar ia ke indonesia
ingin mengubah nasib. (Von Van Faber)
5. Teori Arus
Balik/ Nasional
Teori arus balik ini disebut
teori Nasional ini muncul dikemukakan JC.Van Leur, dimana sebagai dasar
berfikir adalah hubungan antara dunia maritime denga perdagangan. Hubungan
dagang Indonesia dengan India yang meningkat diikuti Bbrahmana untuk
menyebarkan agama Hindu dan Buddha. Orang-orang Indonesia yang tertarik dengan
ajaran itu. Mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan menuntut
ilmu. Setelah cukup lam, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan agama Hindu-buddha
dengan mengunakan bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama lebih cepat
diterima bangsa Indonesia.
Dan masuknya perama kali agama
Budha di Indonesia banyak pandangan
tentang kedatangannya. Salah satunya yaitu pada abad pertama masehi sudah
dikenal ‘’javadwipa’’ yang meliputi jawa dan Sumatra sekarang. ‘suvarnadwipa’ yang mana untuk nama pulau Sumatra . dari
sini dapat disimpulkan bahwa sebelum abad kedua masehi, sudah terdapat hubungan
antara india dan kpulauan India.
Persebaran agama Budha di
Indonesia atas usaha Bhikku Gunawan pada
tahun 432M agama Budha berkembang di pulau jawa. Gunawan adalah putera raja
Kasmir yang melepaskan tahta untuk menjadi bhikku. Pertama kali ia pergi ke
Srilangka dan kemudian ke She-po (jawa), dan berhasil mengembangkan agama budha
disana.[2]
B. INTERAKSI
HINDU-BUDHA DENGAN KEBUDAYAAN INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA
Kebudayaan Indonesia sekarang
tidak terlepas dari kebudayan India khususnya agama Hindu-Budha. Kebudayaan
Indonesia menjadi akulturasi dengan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Para ahli sejarah menyimpulkan dengan segala
kemungkinan yang ada bahwa proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di
Indonesia yaitu:
A. Bangsa
Indonesia bersifat pasif
Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia
hanya sekedar menerima budaya dari India. Dengan demikia akan menimbulkan kesan
bila telah terjadi pen jajahan / kolonisasi yang dilakukan bangsa India baik
secara langsung maupun tidak langsung.
B. Bangsa Indonesia
bersifat aktif
Hal ini memberika pengertian
bahwa masyarakat Indonesia sendiri ikut aktif dalam membawa dn menyebarkan agaa
dan budaya Hindu Budha di nusantara. Salah satu cara yaitu mengundang para
Brahmana dari India untuk memperkenalkan agama dan budayanya di Indonesia.
Bersamaan dengan masuk dan
berkembangnya agama Hindu, masuk dan berkembang pula agama Budha di Indonesia.
Dalam penybaran agama Buddha, dikenal misi penyiaran agama yang disebut
Dharmadhuta. masuknya agama Budha diperkirakan pada abad 2 masehi. Hal ini
didukung adanya buki penemuan arca Budha dari perunggu di daerah Sempaa
(Sulsel).
Interaksi Buddha di Indonesia
dari kedatangan para Dharmadhuta ke Indonesia mendorong banyak orang-orang
pergi ke India, dan terdapat juga candi-candi dan ukiran yang ada di Indonesia
membuktikan bahwa pembuatanya bukanlah orang asing yang berkebudayaan asing,
melainan adalah orang Indonsia asli dengan mempergunakan latar belakang
kehidupan masyarakat dan kebudayaan asli. Diantaranya terdapat candi Pawon,
candi Kalasan.
C. PERBEDAAN DAN
PERSAMAAN HINDU DAN BUDHA.
Agama Hindu-Budhha yaitu agama
yang lahir dari kebudayaan yang sama yang lahir di negri India. Jadinya dalam
keagamaannya mereka memiliki persamaan dan perbedaan. Yang kita ketahui bahwa
Buddha lahir dari seorang yang awal penganutnya agama Hindu. Jadi, tidak heran
bahwa Buddha tidak memiliki perbedaan
yang terlalu jauh dan persamaan yang terlalu jauh:
1. Agama hindu
mengunakan bahasa sansekerta dan tulisan palawa yang hanya di gunakan dan di
mengerti oleh kaum Brahmana dan Ksatria saja. Sedangkan pada agama Budha bahasa
yang digunakan adalah bahasa keseharian yang dipakai oleh Bhiksu dan Bhiksuni
(pakrit).
2. Agama hindu
mengunakan kasta sedangkan agama Budha tidak mengenal adanya kasta. Sehingga
kedudukan pun di Agama Budha sama.
3. Dalam agama
Hindu Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan Bangsa Dravida.
4. Dalam agama
Budha Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang
dipimpin Sidharta.
5. Dalam agama
Hindu Kehidupan masyaakat dikelompokan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta
(kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-menurun / di
dasarkan pada keturunan).
6. Jika di agama
Budha Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam
masyarakat adalah sama.
7. Dibenarkan
untuk mengadakan korban dalam agama Hindu sedangkan di agama Budha tidak
dibenarkan mengadakan Korban.
8. Kitab suci
agama Hindu yaitu Weda. Sedangkan agama Budha
Kitab suci Tripitaka, dan Hindu mengakui 3 dewa Tertingi (Trimurti).
9. Dalam agama
Budha Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama Budha.
10. Sedangkan dalam
agama Hindu yang bisa mempelajari agama Hindu hanya kaum pendeta (Brahmana) .
11. Agama budha dapat
dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta.
12. Adanya pembedaan
harkat dan martabat / hak dan kekwajiban seseorang dalam agama Hindu.
13. Sedangkan dalam
agma Budha Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita.
14. Agama hinndu
hanya bisa dipelajari dengan mengunakan bahasa Sansekerta.
15. Agama Budha
disebarkan pada rakyat dengan mengunakan bahasa Prakrit.
16. Dalam Hindu
Kesempurnaan (nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta.
17. Sedangkan Buddha
Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga
terbebas dari samsara.
[1] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Buddha, (Jakarta:
Gunung Mulia, 1989) hal.107-108
[2] Tim Penyusun, Materi Kuliah Sejarah Perkembangan Agama
Buddh, (Jakarta: CV. Dewi Kayana Abadi, 2003), hal: 261
Tidak ada komentar:
Posting Komentar