Kamis, 16 November 2017

Responding Paper Kelompok 6

Ajaran Hindu Dharma Tentang Etika (Susila)

      A. Filsafat Tat Twam Asi
Tat Twam Asi merupakan salah satu ajaran agama Hindu. Dalam bahasa sansekerta kata “tat” berasal dari suku kata “tad” yang berarti “itu” atau “dia”. Kata “twam” berasal dari suku kata “yusmad” yang berarti “kamu” dan “asi” yang berasal dari kata “asa” yang berarti “adalah”. Jadi secara sederhana kata “tat twam asi” bisa di artikan “kamu adalah dia” atau “dia adalah kamu”.
Kata “kamu” merujuk kepada semua makhluk hidup, sedangkan “dia” merujuk kepada sang hyang widhi. Dalam ajaran ini dikatakan bahwa sanghyang widhi dan makhluk hidup adalah sama. Tetapi kata sama disini jangan diartikan sama secara mutlak, bukan berarti kita sebagai makhluk hidup sepenuhnya sama seperti tuhan hanya saja kita memiliki sifat yang sama dengan tuhan dalam jumlah yang kecil. Dalam diri setiap makhluk terdapat atman (yang menghidupkan makhluk hidup). Atman sendiri merupakan percikan terkecil dari Brahman (sang hyang widhi). Hal ini di ibarakan seperti air laut yang dituangkan ke dalam gelas. Air yang ada di dalam gelas dengan air yang ada di laut mempunyai sifat yang sama, tetapi air yang ada di dalam gelas tidak mampu menghancurkan rumah, sedangkan air yang di laut ketika terjadi sunami bisa menghancurkan rumah. Kedua air ini mempunyai sifat yang sama namun mempunyai jumlah dan kekuatan yang berbeda. Sama halnya dengan makhluk hidup yang merupakan percikan terkecil dari sang hyang widhi, mereka mempunyai sifat yang sama yaitu sat, cit dan ananda (kekal, penuh pengetahuan dan penuh kebahagiaan). Namun sifat ini dimiliki makhluk dalam jumlah yang terbatas sedangkan sang hyang widhi memiliki sifat tersebut dalam jumlah yang tak terbatas. oleh karena itu kita dilarang menyakiti siapapun makhluk hidup karena jika kita menyakiti makhluk hidup sama saja kita menyakiti sang hyang widhi, karena dalam diri setiap makhluk terdapat percikan sang hyang widhi.
Tat twam asi juga bisa di artikan “aku adalah engkau, engkau adalah aku”. Filosofi yang terkandung dalam ajaran ini yaitu bagaimana kita dapat berempati terhadap orang lain, bagaimana kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ketika kita menyakiti orang lain sesungguhnya kita menyakiti diri kita sendiri. Oleh karena itu ajaran ini menjadi dasar dalam bertingkah laku.
Tat twam asi merupakan ajaran sosial tanpa batas yang menjadi dasar atau konsepsi untuk mewujudkan atau menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan. Tat twam asi juga merupakan kunci dalam membina kehidupan agar terjalinnya hubungan yang serasi terhadap sesame makhluk hidup.

      B. Pengertian Cubhakarma (Perbuatan Baik) dan Jenis-Jenisnya
Cubhakarma berasal dari bahasa sansekerta yang artinya perbuatan baik. Jenis-jenis cubhakarma terbagi menjadi 12 yaitu:
1.      Tri Kaya Parisudha
Tri kaya parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan yaitu berfikir yang bersih dan suci, berkata yang benar dan berbuat yang jujur. Dari pikiran yang bersih akan muncul perkataan dan perbuatan yang baik.
2.      Catur Paramita
Catur paramita adalah empat bentuk budi luhur yaitu Maitri yang artinya lemah lembut, karuna yang artinya belas kasihan atau kasih sayang, mudita yang artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain, dan upeksa yang artinya sifat dan sikap menghargai orang lain.
3.      Panca Yama Bratha
Panca yama bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin. Panca yama bratha ini meliputi lima bagian yaitu ahimsa, brahmacari, satya, awyawahara dan asteya.
4.      Panca Nyama Bratha
Panca Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk
mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun bagian-bagian dari Panca Nyama
Bratha ini adalah Akrodha, Guru Susrusa, Aharalaghawa dan Apramada.
5.      Sad Paramita
Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini
meliputi: Dana Paramita, Sila Paramita, Ksanti Paramita, Wirya Paramita, Dhyana Paramita
dan Pradnya Paramita.
6.      Catur Aiswarya
Catur Aiswarya adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin
terhadap makhluk. Catur Aiswarya terdiri dari Dharma, Jnana, Wairagya dan Aiswawarya.
7.      Asta Siddhi
Asta Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan kepada manusia untuk
mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir batin. Asta Siddhi meliputi: Dana,
Adnyana, Sabda, Tarka, Adyatmika, Adidewika, Adi Boktika dan Saurdha

8.      Nawa Sanga
Nawa Sanga terdiri dari: Sadhuniragraha, Andrayuga, Guna bhiksama, Widagahaprasana,
Wirotasadarana, Kratarajhita, Tiagaprassana, Curalaksana dan Curapratyayana.
9.      Dasa Yama Bratha
Dasa Yama Bratha  adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu Anresangsya atau
Arimbhawa, Ksama, Satya, Dama, Arjawa, Priti, Prasada, Madurya dan Mardhawa.
10.  Dasa Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha terdiri dari: Dhana, Ijya, Tapa, Dhyana, Upasthanigraha, Swadhyaya,
Bratha, Upawasa, Mona dan Sanana.
11.  Dasa Dharma
Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu Sauca; Indriyanigraha; Hrih; Widya;
Satya; Akrodha; Drti; Ksama; Dama dan Asteya.
12.  Dasa Paramartha
Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam
tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa
Paramartha ini terdiri dari: Tapa; Bratha; Samadhi; Santa; Sanmata; Karuna; Karuni; Upeksa;
Mudhita dan Maitri.

C.  Pengertian Acubhakarma (perbuatan tidak baik) beserta jenis-jenisnya
Acubhakarma adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Semua jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita. menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari di dalam hidup ini adalah:
1. Tri Mala
Tri Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu Kasmala ialah perbuatan yang hina dan kotor, Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor, dan Moha adalah pikiran, perasaan yang curang dan angkuh.
2. Catur Pataka
Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu Pataka yang terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan); Purusaghna (Menyakiti orang), Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan), Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya); Upa Pataka terdiri dariGowadha (membunuh sapi), Juwatiwadha (membunuh gadis), Balawadha (membunuh anak), Agaradaha (membakar rumah/merampok); Maha Pataka terdiri dari Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), Surapana (meminum alkohol/mabuk), Swarnastya (mencuri emas), Kanyawighna (memperkosa gadis), dan Guruwadha (membunuh guru); Ati Pataka terdiri dari Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan); Matrabhajana (memperkosa ibu), dan Lingagrahana (merusak tempat suci).
3. Panca Bahya Tusti
Adalah lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata, yaitu Aryana; Raksasa; Ksaya; Sangga dan Hingsa.
4. Panca Wiparyaya
Adalah lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu: Tamah, Moha, Maha Moha, Tamisra dan Anda Tamisra.
5. Sad Ripu
Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu Kama; Lobha; Krodha; Mada; Moha dan Matsarya.
6.Sad Atatayi
Adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu Agnida; Wisada; Atharwa; Sastraghna; Dratikrama dan Rajapisuna.
7. Sapta Timira
Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu: Surupa, Dhana, Guna, Kulina, Yowana, Kasuran dan Sura.
8. Dasa Mala

Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari Tandri, Kleda, Leja, Kuhaka, Metraya, Megata, Ragastri, Kutila, Bhaksa Bhuwana dan Kimburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar