Jumat, 24 November 2017

Seni Sastra peninggalan kerajaan Hindu dan Buddha Di Indonesia



1. Kitab Mahabharata, dikarang oleh Resi Wiyasa



2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Empu Walmiki

3. Kitab Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Empu Kanwa. Empu Kanwa ini hidup pada zaman pemerintahan Raja Airlangga, Kahuripan


4. Kitab Smaradahana, dikarang oleh Empu Darmaja Empu Darmaja hidup pada zaman Raja Kameswara I Kediri.



5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh Kedua Empu hidup pada zaman kerajaan Kediri, dengan Raja Jayabaya -



6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Empu Prapanca , Empu Prapanca hidup pada zaman Kerajaan Majapahit



7.Kitab Sutasoma, dikarang oleh Empu Tantular hidup pada zaman Kerajaan Majapahit.





Sastra agama Buddha


1. Pararaton,  Jawa Timur Abad ke-13 M,  Majapahit


Serat Pararaton, atau Pararaton saja (bahasa Kawi: "Kitab Raja-Raja"), adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Kitab ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja", yang dalam bahasa Sanskerta juga berarti "kitab raja-raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton.

2. Arjunawiwaha,  Jawa Timur Abad ke-13 M,  Majapahit


Karya sastra ini ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga. Kakawin ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung Mahameru. Lalu ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa. Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah boleh mengawini tujuh bidadari ini.
Sumber  ;


Tidak ada komentar:

Posting Komentar